Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Ketaksaan tata bahasa atau ambiguitas sintaksis merupakan keadaan ketika sebuah kalimat diinterpretasikan lebih dari satu makna, karena tata bahasanya yang bersifat taksa atau ambigu. Ketaksaan sintaksis disebut juga sebagai ketaksaan struktural (structural ambiguity), amphiboly, atau amphibology.
Ketaksaan sintaksis muncul baik dari rangkaian makna kata per kata, maupun dari hubungan antara kata dengan klausa dalam kalimat, ataupun dari strkutur kalimat yang menentukan urutan penempatan kata-kata tersebut di dalamnya. Suatu kalimat dikatakan taksa atau ambigu ketika mitra tutur (pembaca atau pendengar) cenderung dapat menafsirkan (menginterpretasi) bahwa satu kalimat tersebut memiliki lebih dari satu struktur yang memungkinkan.
Dalam situasi sengketa hukum, sangat mungkin pengadilan diminta untuk menafsirkan makna kalimat-kalimat yang mengandung ketaksaan dalam status atau kontrak. Dalam kasus tertentu, argumen-argumen yang mengandung interpretasi yang tidak memungkinkan biasanya akan dianggap kalimat sembrono atau asal-asalan. Pohon sintaksis (parse trees) yang digunakan untuk menjabarkan kalimat taksa biasanya disebut "hutan sintaksis". Sedangkan proses penyelesaian ketaksaan tata bahasa biasanya disebut disambiguasi sintaksis (syntactic disambiguation).